Untuk Suara dari Seberang Jendela
Dari kamar asramaku yang senyap di malam hari.
Petikan gitar dan suara yang merdu mengalun dari balik jendela. Suara itu
berasal dari kos-kosan kaum adam yang anehnya akhir-akhir ini sering kutunggu-tunggu.
Aku memanggil suara itu dengan abang. Tak apalah walau aku hanya mengenal
suara. Entah bagaimana wujud dan usia si abang. Yang jelas suara abang seperti
suara abang-abang kebanyakan. Bedanya, suara abang lebih berciri khas yaitu berat
seperti Iwan Fals namun sexy seperti Secondhand Serenade di beberapa lagu
tertentu.
Ini adalah
hiburan yang sangat menyenangkan. Walau laptop dan handphone-ku bisa
memperdengarkan lagu apapun yang kuinginkan, hal itu bisa menjadi sangat
membosankan. Karena sesuatu yang bisa saja dikendalikan sama sekali tidak
menghibur. Malah membuat jenuh. Ada saatnya kejutan lebih menjanjikan
kesenangan.
Setiap hari aku
akan bertanya, lagu apa yang akan abang nyanyikan malam ini dan malam
besok-besoknya lagi bersama gitarnya. Dan abang sepertinya tahu sekali
bagaimana membuat suaranya aku tunggu-tunggu. Seperti Maybe yang abang nyanyikan saat aku sedang patah hati (karena
makanan yang tak enak malam ini). Ajaibnya, abang peniru yang baik. Abang juga
sedang patah hati (walau bukan karena makanan). Abang menekan suaranya
berkali-kali dalam lirik I’ll give you
everything. Tanpa sadar aku mengikuti abang bernyanyi namun tidak menekan
suaraku dalam lirik yang sama. Semakin berkecamuk perasaan abang, suaranya
semakin indah kudengar. Di suatu kondisi tertentu ternyata patah hati ada
gunanya juga.
Maybe it's just me,
Couldn't you believe?
That everything I said and did, wasn't just deceiving
And the tear in your eyes, and your calm hard face
Makes me wish that I was never brought into this place (I
want it all, don’t leave right now)
(I'll
give you everything)
-----Maybe,
Secondhand Serenade
Tak sadar, akupun terlelap bersama
lagu-lagu abang yang kian melelapkan.
Esoknya, seperti biasa matahari muncul tergesa-gesa.
Mengacuhkan pertanyaanku setiap pagi, tentang mengapa malam begitu pendek.
Walau begitu, aku tetap patuh pada pagi. Jendela kubuka selebar yang aku bisa. Mencium
aroma udara. Melihat pemandangan akan rumah-rumah seperti kotak-kotak monopoli
di bawah sana sambil berencana untuk tidur lagi. Aku pasang earphone handphone-ku, melantunkan jatuh cinta itu biasa saja-ERK. Pose
tidur siap dilaksanakan. Da…….n tak jadi karena kudengar abang bernyanyi.
Sepagi ini? Abang sungguh-sungguh sekali.
Kepada
hati itu
Kuterus
mencoba
Dimana
kau berada
Engkau
milik-Nya
----Kepada
Hati Itu-Letto
Seketika aku
melepas earphone-ku, demi
menyimak-nyimak abang bernyanyi. Aku yang awalnya sedang berperasaan
biasa-biasa saja jadi ikut menghanyutkan diri dalam nyanyian abang. Walau aku
hanya separuh tersayat dalam duka yang mengudara lewat suara abang karena
separuhnya lagi aku memikirkan perasaan abang. Setelah itu, aku berbisik-bisik
sendiri di balik jendelaku.
Abang, lepaskan
saja hati itu. Toh meninggalkan dan
ditinggalkan berasal dari kata dasar yang sama. Keduanya berakibat kehilangan.
Walau beda kadar sakitnya. Seharusnya abang lebih bijak. Karena pada suatu
titik tertentu dalam hidup kita, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi
pada kita. Semuanya akan ditentukan oleh takdir. Sekuat apapun kita mencoba
atau malah mengelakkan sesuatu itu. Takdirlah yang berkuasa. Manusia hanya
berusaha lalu menerima.
Ada hal-hal yang
tak perlu dipertanyakan untuk bisa lari dari jalan takdir. Cukup berusaha lalu
terima. Setuju bang? Ayo nyanyikan lagu yang lebih ceria sebagai langkah kecil dalam
menerima.
Sayang sekali,
entah bisikanku terlalu kecil atau jarak kami yang cukup jauh. Abang memainkan lagu
selanjutnya. Kali ini Separuh Aku-Noah
disambung Fall For You-Secondhand
Serenade dan terakhir Puisi-Jikustik.
Walau semuanya lagu
kesukaanku, aku tidak menikmatinya. Aku merasa bisa menebak, lagu apa yang akan
abang nyanyikan nanti malam.
Cari tau siapa sia abang ah, terus kenalin sama kak anti. haha
BalasHapusoya, tulisannyo ketek bana kak. susah baconyo. :D
nice writing
Hehehehe...udah kak perbesar dun...thanks ya :) yuppp dun...monggo cari tahu...hahaha (jdi mantiak dehhhh...xixi)
BalasHapus