2# Perempuan yang Menyukai Tidur

            
Dan takdir berkata lain. Kami berjumpa lagi. Perjumpaan untuk waktu yang sangat lama. Dia teman sekamarku setahun ini. Di hari pertamaku pindah ke asrama, aku sedikit was was. Pantun itu ternyata mujarab di saat kau tidak mengatakannya. Hoalah, aku merasa terancam. Kau tahu, dimanapun aku berada dan kemanapun kakiku melangkah doa pamungkasku bukanlah tempatkan aku di daerah yang aman, nyaman, indah dan menakjubkan. Tetapi malah, pertemukan dan pertemankanlah aku dengan orang-orang yang baik serta seide denganku. Aku tipikal manusia yang mudah dihancurkan dan mudah juga dibangkitkan. Polos. Kurang lebihnya begitulah. Aku mudah percaya dengan teman sekitarku meski dia penghasut besar sekalipun. Karena bagiku memiliki teman adalah anugrah yang tiada terkira dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Dan aku mungkin satu-satunya makhluk yang tidak percaya ada teman yang buruk. Makanya aku mudah sekali mendengarkan dan mempercayai temanku.
            Penghuni kamar terdiri dari 4 orang. Hanya dia yang beda tahun masuk kuliah di antara kami. Sebenarnya, umurnya sama dengan kami. Hanya saja, dia lebih cepat masuk sekolah satu tahun dibanding kami. Hanya sehari-dua hari berselang, aku pikir aku akan patuh pada kata pepatah “pertemuan pertama begitu menggoda setelah itu terserah anda.” Ternyata tidak. Dia bukan perempuan angkuh yang kuingat beberapa tahun yang lalu. Bahkan dia jauh dari kata angkuh. Dia malah sangat ramah, lembut, pengertian, perhatian, dan pelindung kami yang banyak ulah. Meski seusia, dia tetap berlaku layaknya kakak yang baik buat kami. Kakak yang bersiap sebagai petugas pemadam kebakaran meski kebakaran itu belum akan terjadi. Kakak yang bersiap sebagai antek-antek Mario Teguh untuk mencerahkan pikiran kami jika ada masalah. Menjadi bagian dalam kamar ini layak aku syukuri karena doaku akan pertemuan dan pertemanan dengan orang-orang yang baik dikabulkan Tuhan.
Hanya beberapa bulan berselang, kami sekamar sudah layaknya saudara kandung beda ibu dan beda bapak. Kami mengetahui sifat dan karakter masing-masing. Dan ulah masing-masing. Ada yang suka meloncat-loncat tak jelas, ada yang pelupanya na’udzubillah, ada yang tidur sambil menendang-nendang ranjang. Ada yang wahhhh banyak sekali. Aku butuh ruang khusus menuliskannya.
            Dan siapa perempuan yang menyukai tidur? Dia lah orangnya. Jika ada yang ingin kucap sebagai orang yang paling rugi seantero kota Padang. Dialah jawabannya. Karena dia tidak suka bepergian. Dia tidak suka berjalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang luas dan amazing di dunia ini. Dia lebih suka tidur. Di kala orang-orang sibuk kesana kemari untuk refreshing dari kesibukan yang menjenuhkan, dia lebih memilih tidur. Jika ada masalah yang tak ingin dia selesaikan, dia lebih suka tidur. Dia dan tidur sama sekali tidak bisa dipisahkan. Baginya hidup adalah tidur dan tidur adalah hidup.
Dan yang paling tidak kusangka-sangka kepercayaanku bahwa “berantakan adalah seni,” dialah yang membuktikannya. Kau bisa melihatnya dari keadaan kasurnya yang ikut merusak pemandangan kasurku. Hoalah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online