Rindu Itu Seperti Ini


            Tentunya tidak seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Ia berwujud bahkan dalam ketiadaan. Berada kendati di ruang hampa. Juga tak setabah hujan bulan Juni.  Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu. Ia menggelegak meski api tungku mati.

            Tak serumit sifat koligatif.  Uap-uap molekul air yang berkurang setelah ditambah glukosa atau apalah terserah. Dan terjadilah penurunan tekanan uap dalam keadaan setimbang. Reaksi dua panah dua arah. Sedang untuk ini, bahkan cupid tak tahu rimba. Haruskah kutegaskan mencintaimu harus menjadi aku.
Hai rindu yang bermain-main di genangan telaga darahku. Tergerakkah sekali-kali kau mengalir ke syaraf otakku. Karena indahmu, aku menangis sepuas-puasnya. Kusudahi saja. Rindu itu seperti ini. Melegakan hidupku yang membosankan. Kutunggu petikan puisi Sapardi darimu, meski susah sungguh.
Padang, 12 April 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online