Teman dan Roh Eyang Kakung


            Aku punya teman yang aneh. Kami berteman sudah sangat lama. Sejak semester satu kuliah hingga sekarang. Kami berkenalan saat kelas Kimia Dasar. Aku yang menyapanya terlebih dahulu karena dia duduk di depanku. Kami punya kenangan pertemanan yang sama dan kekinian yang serupa. Bahkan muncul pula slogan yang kami percaya “You know me so well, I know you better” sekaligus “kemenanganmu kekalahanku dan kekalahanku kemenanganmu.” Dia bukanlah teman yang baik dalam pandangan kehidupan normal. Bukan berarti kami berteman dalam abnormalitas. Dia adalah teman yang menciptakan kisah “Tom and Jerry” sekaligus “Kerbau dan Burung jalak” di selang waktu yang relatif sama.

            Kalau sudah berbicara tentang dia. Definisi teman buatku menjadi tak bertitik terang. Dia teman yang aneh. Pertemanan kami mungkin tercipta di saat roh-roh eyang kakung mengadakan reuni di bumi. Alkisah, roh-roh baik yang telah meninggal akan berubah menjadi bintang. Menatap manusia dari kejauhan dengan dibekali benda keramat berkekuatan magic bak tongkat peri untuk menjaga kestabilan manusia. Ada suatu kala roh-roh tersebut merasa bosan dan berkehendak menyelenggarakan pesta besar-besaran berkedok reuni angkatan. Salah satu roh eyang kakung  yang mabuk dalam pesta bernyanyi-nyanyi dengan lirik mantra-mantra alakazam cah cih cuh, cusss dan Abrakadabra. Terciptalah pertemanan kami dari ajimat salah mantra diselingi kegelapan dan sambaran kilat, gemuruh petir dan disudahi dengan hujan. Sang roh eyang pura-pura tidak tahu.
            Walau begitu dia juga bukan teman yang buruk. Dia hanya sering membuatku sakit hati dan frustasi sendiri seiring dengan sering pula salah itu menguap ke udara. Mungkin pertemanan kami berada di antara garis batas absurditas atau dalam taraf kenormalan yang tidak wajar. Sulit sekali aku mendefinisikannya. Meski begitu, dia adalah temanku. Dan aku adalah temannya. Jika kudefinisikan lebih lanjut, mungkin aku harus bertanya pada jelmaan roh eyang kakung dalam rupa bintang di malam hari. Bintang yang mana? Bahkan kala akal sehatku tak dibumbui dongeng dewa dan roh eyang ini itu, aku bertanya sendiri.  Sebenarnya Tuhan bermaksud apa? Dan aku tak menagih jawaban apa-apa.
Padang 30/4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online