Sedekah dan Sepasang Suami Istri
Seperti
biasa, bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Tapi habis mandi
aku tidak menolong ibu membersihkan tempat tidurku, tapi bersegera untuk Shalat
Shubuh dulu, hehe. Aku pun menjalani hari dengan sangat biasa. Salam salim sama
ibu asrama, memanaskan mesin motor sambil menunggu teman turun dari lantai 4,
pamit sama satpam di tempat parkir, masuk ke labor microteaching dan pura-pura menjadi siswa dari pagi hingga sore
hari.
Membosankan
bukan? Untunglah aku punya jurus jitu untuk menghilangkan kejenuhan yaitu
membaca dan menulis. Pagi ini dikala rutinitasku sebagai siswa SMA jadi-jadian
dimulai, tiba-tiba aku teringat dengan legenda sepasang suami istri yang
didatangi malaikat. Bagi temans yang belum pernah membaca atau mendengarnya,
aku ingin mengulas kembali dalam catatanku. Begini ceritanya.
Alkisah pada
zaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang hidup aman, tentram dan
damai. Pada suatu malam mereka didatangi malaikat. Malaikat itu menghadapkan
mereka pada dua pilihan.
“Manakah yang kalian pilih, menjadi kaya pertama
kali atau miskin terlebih dahulu?”
Kedua suami
istri ini berfikir tidak cukup sejenak. Suami ingin miskin terlebih dahulu agar
masa tua mereka terjamin dengan baik. Sepertinya, sang suami sudah terpaut pada
pepatah minang “Basakik-sakik dahulu
basanang sanang kamudian.” Namun sang istri tidak setuju. Baginya, kaya
terlebih dahulu lebih baik karena sang istri rindu sekali bersedekah. Pergolakan
pun terjadi dalam keluarga kecil tersebut. Akhirnya setelah menempuh debat yang
penuh lika liku . Sang suami pun mengalah.
“Kami memilih menjadi kaya terlebih dahulu,”
ujar sang suami yakin.
“Baiklah, tapi ini hanya berlaku dalam kurun
waktu 10 tahun ini. Sepuluh tahun berikutnya, kekayaan yang berlimpah tersebut
akan lenyap dan kalian akan jatuh miskin.”
Keduanya mengangguk sanggup. Usai
penandatanganan MoU, Abrakadabra, Blassstttttt!!!!!, sepasang
suami istri ini pun menjadi kaya raya. Semua mata tertuju padanya.
Sesuai
keinginan sang istri, selama menjadi orang kaya, mereka tekun bersedekah kepada
orang yang tak mampu. Membangun mesjid, panti asuhan, sekolah gratis, taman
bacaan dan yayasan-yayasan amal. Hari-haripun lambat laun beranjak menua. Tak
terasa 10 tahun tersebut terlalui sudah.
Malam hari
pada waktu genap ke-10 tahun, sang malaikat kembali mendatangi sepasang suami
istri tersebut. Keduanya sudah siap menunggu di ruang tamu. Menandakan kesiapan
mereka untuk menjalani hidup sebagai orang miskin sesuai MoU 10 tahun yang lalu.
“Kami siap menjadi orang miskin,” sang istri
memulai pembicaraan.
Hal yang tak disangka-sangka pun terjadi. Dengan
senyuman yang indah, sang malaikat menjawab
“Sesuai janji memang seperti itu, namun aku
malah diperintahkan untuk menambah kekayaanmu karena sedekah yang telah kalian
lakukan membuat harta tersebut kian bertambah, bertambah dan bertambah.”
Akhir kisah, sepasang suami istri tersebut menjadi
orang kaya dan hidup bahagia selamanya. Begitulah cerita sedekah dan sepasang
suami istri yang pernah kubaca. Semoga menginspirasi :)
Wah jadi
menggebu-gebu nih. Seminggu ke depan MP3ku sepertinya sudah siap dengan
lantunan lagu Opick, “alangkah indah hidup bersedekah, akan bertambah, akan
bertambah”.
Padang, 21/5
Komentar
Posting Komentar