Aku Cinta Negeriku, Kawan #Part II


            Tengah malam membaca note dari seorang teman yang menuliskan “kekuatan pikiran dapat merobohkan tembok” di setiap sudut LKS yang dia bagikan setiap kali peer teaching. Kata ini merupakan favoritku. Dan benar, usai membaca aku pun sudi meminjam kata-kata Syahrini, cetar membahana badai halilintar. Kekuatan pikiran terbukti merobohkan tembok. Tembok kebencian, kebosanan dan kejemuan hanya karena satu pikiran yaitu cinta negeriku.

            Cinta. Ini juga kata favoritku walau selalu berusaha kuhindari. Sebab cinta selalu berbanding lurus dengan teorema dua kali lipat. Dimana apapun yang terjadi dengan orang /benda/sesuatu yang kau cintai, kau akan merasakan dua kali lipat lebih banyak. Tak adil. Tapi itulah cinta. Namun anehnya, aku tak pernah lepas dari cinta itu sendiri, salah satunya cinta negeriku.   
Kembali ke note temanku. Cerita berawal dari negeriku adalah negeri yang kaya. Lalu mengajakku bernostalgia dengan asupan ilmu kala sekolah dulu. Tentang negeriku yang terbentang antara 6o Lintang Utara – 11o Lintang Selatan dan 95o Bujur Timur – 141oBujur Timur. Hingga cerita pahlawan yang merangkap buyut-buyut kami selama 354 tahun berjuang membela negara, demi terwujudnya Indonesia Merdeka.
Dan di sepertiga cerita, hoalah ternyata kami belum merdeka. Kami hidup dengan tendensi, dijajah negari sendiri.  Hidup untuk cita-cita setinggi tanah karena langit sudah penuh dengan syurga beberapa orang keparat. Meski begitu aku tetap cinta negeriku kawan. Walau aku bingung, apakah cinta ini termasuk kategori teorema dua kali lipat atau malah lebih dari itu.
Padang, 8/5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online