2# Surat Untuk Kekasih

Dear Kasih. . .

Menemukanmu, serasa aku menjadi ikan kecil kepayahan yang berenang di samudra. Sedang kau adalah tepian yang entah bila bisa aku sampai. Mengharapkanmu tidak membuat aku putus asa. Walau kiri kanan ikan kecil tadi hanya air, tak sekalipun dia berfikir, seluruh dunia berisi air.

Dalam hidup ini aku juga tahu sekali seberapa boleh aku mengharapkan sesuatu. Yaitu seberapa sanggup pula aku menerima dan menahan kekecewaan. Kita boleh-boleh saja memiliki harapan sebesar apapun, tergantung sebesar apa hati kita siap menampung rasa kecewa. Seperti aku yang selalu menunggumu. Kamu terasa sangat jauh. Entah kapan akan bertemu. Sedang waktu melesat cepat seperti anak panah. Walau begitu, aku tak pernah ragu mendoakanmu. Sambil menguatkan hati untuk bersiap menelan rasa kecewa. Bukan aku tak percaya doa, Kasih. Hanya saja, Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan inginkan. Sedang aku tidak mampu memilah di antara keduanya. Bahkan terlambat menyadarinya.



Lalu, kapankah kita akan dipertemukan? Pertanyaan ini muncul setiap hari. Dan tidak pernah sekalipun membuatku sangsi. Kau dan aku akan bertemu di saat kita sudah siap untuk kehilangan. Di saat kita telah memiliki hati yang lapang untuk berpisah. Di saat kita telah kuat untuk merelakan kepergian.

Kasih, tak ada yang tidak siap dengan pertemuan. Namun tak sedikit yang patah arang saat perpisahan datang. Aku harap ketika kita sudah siap bertemu, kita juga sudah siap untuk berpisah. Karena sesungguhnya kala kita sudah saling memiliki, kita tidak pernah benar-benar memiliki bukan?

Walau begitu, jangan sedikitpun terbersit di pikiran kita kalau semua yang kita lakukan sama sekali tidak berguna. Walau terkadang aku sangat mudah merasa menyesal, kuharap kita bisa sama-sama percaya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sia-sia di muka bumi ini. Sekecil apapun itu, pastilah memiliki makna dan ada harganya.

Beberapa orang datang lalu pergi dan datang orang baru lagi. Panas yang terik disertai hujan dan usai hujan muncul pelangi. Kesedihan dan kebahagiaan datang silih berganti. Peristiwa bergulir setiap hari. Semuanya mengantarkan kita kepada tujuan kita. Tujuan akan kebaikan dan kebahagiaan sejati bagi kita yang pandai memetik hikmah.

Kasih, laut yang tenang tidak pernah melahirkan pelaut yang tangguh. Serupa ikan kecil tadi. Gelombang akan mengajarkannya menjadi ikan kecil berhati baja. Luas samudra akan melapangkan dadanya. Angin dan gelombang akan mengantarkannya sampai ke tujuan.

Ah, kala ia mencapai tepian, pasti lah sesuatu sekali. Selamat bertemu kasih, kapan pun dan dimanapun itu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online