3# Surat Untuk Kekasih

Dear kasih, kabarku buruk

Dua hari ini aku mudah lupa. Yang aku lupakan hal sepele memang. Tapi berakibat fatal untuk diriku sendiri. Bahkan menganiaya orang lain. Apa pasal? Senin pagi aku mengganti tas sekolahku terburu-buru. Setiba di sekolah, aku baru ingat kunci lemari tempat tugas anak-anak disimpan, tertinggal di tas yang aku ganti tadi. Tak ada upaya selain menjemput kunci itu ke asrama. Sepanjang jalan aku terus menyesal, apa salahnya jika aku menyiapkan segala keperluanku di malam hari. Apa buruknya jika aku tidak menunda-nunda melakukan sesuatu. Penyesalan membuatku makin sesak saja. Karena mengutuk kesalahan sesungguhnya membuat kita makin menderita. Dalam lelah, akupun meyakinkan diri dan bersyukur, alhamdulillah masih diberi peringatan.



Memikirkan kesialan malah mengundang kesialan baru. Esoknya sebelum ke sekolah, seperti biasa aku mengunci pintu kamar. Dan sialnya aku lupa kalau teman sekamarku masih di luar. Aku ke sekolah tanpa wajah berdosa, tak terfikir apa yang akan terjadi pada temanku yang terkurung di luar. Buruk sekali bukan. Aku pikun.

Kasih, sepertinya Tuhan menyuruhku banyak belajar. Manusia tak lepas dari kekonyolan, kesialan dan kebodohan dalam hidupnya. Dan tak sedikit pula yang menyelesaikannya dengan kekonyolan. Seperti aku. Seseorang dalam diriku menyarankan untuk segera menemukanmu. Katanya, ia akan membuatku ingat semua hal bahkan hal yang belum ku ketahui sekalipun. Ribuan pasangan di dunia ini melakukan hal yang sama. Mereka mengingatkan kesehatanmu setiap hari, makananmu tiga kali sehari dan shalatmu lima kali sehari. Tentunya akan demikian pula agaknya untuk aktivitasmu yang lainnya.

Konyol bukan?

Iya. Pikiran manusia terkadang memang sulit dikendalikan. Tetapi tenang saja. Aku hanya berfikir, belum meyakini bahkan dijalani. Walau terkadang manusia juga menyukai hal-hal yang konyol. Bagaimana kita nanti, masih merupakan teka teki yang belum terpecahkan. Hidup untuk dijalani, bukan sekedar dipikirkan bukan?

Pastinya, suatu saat nanti kita akan dihadapkan pada cinta. Kau ingat surat pertamaku. Pada saat kita bertemu kuharap kau tidak mencintaiku. Yang tidak menarik dari cinta adalah bagaimana cinta tidak mampu mengakomodir kekuranganku yang begitu banyak ini. Dan bagaimana cinta menjadi candu, membuat kita lemah karena ketergantungan. Hingga sulit bagi kita untuk berpisah. Tak sedikit orang-orang sebelum mereka bertemu malah lebih baik-baik saja dibanding setelah mereka bersama.

Kasih, kuharap ketika kita sudah saling mencintai. Cinta yang kita punya bukanlah cinta yang melumpuhkan logika. Bukan cinta yang membuat kita lemah jika tidak bersama.  Bukan pula cinta yang membuat kita terpedaya. Tetapi cinta yang saling menguatkan. Cinta yang membuat kita saling meningkatkan kualitas diri dan bernilai di mata Tuhan.

Hal demikianlah yang menghibur dari cinta. Di saat kau dan aku saling menggenapkan. Cinta memang memihak kasih, tapi ia tidak pernah sepihak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online