Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Mendaki, Berlari, Berhenti

Gambar
            Kami bersiap sejak pukul 6 tadi walau berbahagia jauh-jauh hari. Tas punggung, sepatu amphibi, baju kaos dan celana training, serta seperangkat makan siang dibawa tunai. Cuaca sangat bersahabat. Tak ada angin dan hujan lebat seperti beberapa hari terakhir di Meukek. Tak sabar rasanya menanti jam 8 nanti karena di jam itu, siswa-siswaku akan datang menjemput dan membawa kami menjelajah ke gunung. Gunung Meukek namanya kata mereka bersitegang kala itu. Sedang kami tetap bersikukuh bahwa itu Bukit Meukek dengan puluhan alasan ilmiah yang kami kemukakan. Mereka tidak mau terima karena nama itu sudah turun temurun dari nenek moyang kami, kata mereka. Kami tak percaya, tapi daripada anak-anak kecil ini menangis, kami lebih baik ikut menamai bukit yang akan kami naiki nanti dengan sebutan gunung. Dari pada acara ini batal saudara-saudara.

Surat untuk Kekasih

Gambar
Teruntuk lelaki yang kukagumi hingga detik ini. . .   Apa kabarmu sekarang? Kuharap kau dalam keadaan sehat walafiat. Begitupun aku di sini, sangat baik walau beberapa hari terakhir kerongkonganku sangat gatal dan suaraku parau. Setiap aku berbicara dan menelan ludah, kerongkonganku gatal dan panas. Aku sudah akan mau meminum berbagai jenis obat yang diwanti-wanti Mama di tiap jadwal menelponnya. “Akan” karena dimanapun berada rasa obat tak jauh beda. Alhasil, setiap aku menerima telpon dari berbagai kalangan seperti teman, om, tante, kakak, adik semuanya pasti bertanya, “Kamu sakit?” Nanti, aku akan menjawab suaraku sedikit berubah karena jam mengajar yang padat. Setiap mengajar, aku akan bersuara yang lantang. Khusus les sore untuk anak kelas 3 volume suaraku akan naik beberapa oktaf karena aku akan marah. Kalau aku marah, aku akan berteriak-teriak dan suaraku akan hilang entah kemana. Barulah malamnya aku akan terbatuk-batuk, dan menyadari ketololanku. Marah hanya berakhir