Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Bahagia Itu. . .#1

Gambar
            Bahagia itu, melambaikan tangan ke se-kotak asrama sambil berteriak girang “daaaahgg sampai jumpaaaaaa……hi ha hi hi 3x”. Kendati sebatang badan gak bikin timbangan keberatan, tetap ketawa ketiwi menyusuri rute yang sepertinya dah berakar tunggang dalam otak kecil. Dah digusur gak pergi-pergi juga. Buktinya si orange pemikat hati dengan lampu depan always on , gak sempat kewalahan bin kesal muter-muter kesana kemari dibawa nyasar oleh nyonyanya seperti biasa.

Kejahatan Tuhan

Gambar
      Nilam berharap tak ada yang melihatnya menyelinap dalam gelap tepat saat TOA Masjid di kampungnya mengedarkan azan shalat Isya di udara. Kini gadis 22-an itu telah berhasil mengendapkan tubuhnya di belakang dua batang pisang tepi jalan. Tubuh cekingnya ternyata bermanfaat pada detik itu. Nilam pun berhasil memisahkan diri dari rombongan masyarakat desa di sepertiga perjalanan. Rombongan desa ini akan bertolak ke Masjid yang paling besar di kampung itu. Tradisi berombongan ke masjid untuk shalat Isya dan Tarawih ini sudah menjadi warisan yang melegenda. Tradisi yang kuno sekaligus menyusahkan bagi Nilam. Di balik dedaunan, Nilam menyaksikan tubuh rombongan kian lama kian mengecil. Tak terkecuali ayah dan ibu Nilam yang semula mengapitnya di permulaan langkah.                                                                                    ***

Sindrom Usia 25

Gambar
                  Di antara kita siapa yang akan curi start menikah lebih awal? Setidaknya itulah sepengggal percakapan main-main “Empat Hobiters” kala berseragam SMA dahulu. Tentu saja ini adalah pertanyaan yang mudah. Kita punya dua kandidat unggul yang tak perlu diragukan ketangguhannya. Haha, tak perlu kusebutkan dua kandidat itu, kuharap ingatan kita berempat masih sama. Mereka berdua nanti akan berpacu paling dulu, terserah mana yang dahulu bertemu jodohnya. Kita membicarakan hal tersebut seingatku 7 tahun silam dalam frekuensi yang lumayan banyak. Cerita itupun dibumbui dengan kado apa yang akan kita berikan nanti hingga rencana pertunangan anak-anak kita. Haha, kalau diingat-ingat pembicaraan itu, aku jadi malu sendiri. Ragu apakah itu lucu entah ngeri karena tak sadar kala SMA kita mantik juga.

Berkabar dalam Diam

Gambar
Pernahkah mendengar kata pepatah “kedekatan malah memperlebar jarak”. Bagaimana kita bisa memaknai sebuah kedekatan dan bagaimana pula kita memahami jarak? Apa mungkin dekat berarti tak berjarak sedang berjarak berarti tak dekat. Coba kita lihat kalimat dalam setiap tulisan atau paraghraf yang kita buat. Tak bisa kita rangkai menjadi dekat semua bukan? Kita tidak akan bisa membacanya. Jikalau bisa, kita akan bosan dan malah membuang tulisan itu. Salah cetak.