Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

7# Kak Ya Hanya Perempuan

Gambar
Ini petuah Kak Ya yang sering kudengar. “Kita beda dengan laki-laki Nty, kita perempuan memiliki hati yang sangat halus. Menggunakan perasaan lebih banyak dari pada pikirannya. Laki-laki lebih mudah melupakan kejadian-kejadian buruk yang pernah mereka alami dan kemudian dengan mudah menciptakan kisah yang baru. Laki-laki itu serakah, mudah pindah ke lain hati jika satu hati tidak cukup memberinya kebahagiaan. Sedang kita perempuan selalu cukup dengan satu hati, setia meski menjadi penunggu hati sekalipun.” Aku mengangguk-angguk setuju.

6# Perempuan Berhati Keju

Gambar
             Akhir-akhir ini Kak Ya sedikit aneh. Dia suka menghubung-hubungkan pembicaraan kami dengan hati. Misalnya dua hari yang lalu kami membawa 4 rim kertas HVS. Karena kak Ya yang lebih kuat, Kak Ya lah yang memangku kertas sementara aku yang mengendarai motor. Aku bertanya “Kak Ya, berat gak ?” Kak Ya pun menjawab, “Tidak Nty, yang berat  adalah hati Kakak”. Hoalah. Aku mengurungkan pertanyaan selanjutnya, yaitu “kuat Kak bawanya?” Pasti dia akan menjawab. “Kuat Nty yang gak kuat hati kakak,” Hoalah Kak Ya kami lagi-lagi galau.

5# Perempuan Dalam Perangkap Masa Lalu

Gambar
Aku tahu aku bodoh, tapi aku tidak menyangka aku sebodoh ini. Apa pasal? Waktu itu aku sedang mengerjakan tugas dan facebook- ku dengan baik dan benar. Kak Ya yang tidur di ranjang sebelah namun agak lebih rendah dari ranjangku kulihat sedang sibuk dengan laptopnya. Dua temanku yang lain sudah tidur sejak tadi. Hanya kami berdua yang menyisakan malam-malam dengan tugas dan facebook berdua. “Kak Ya, bisakah carikan aku tentang angka nol?” aku mengganggu ketenangan Kak Ya. Seperti biasa, Kak Ya adalah perempuan yang siap diganggu kapan saja meski dia sibuk dengan aktivitasnya. Kak Ya menolongku mencarikan data yang aku minta. Aku tekun kembali dengan tugasku.

4# Perempuan Berwajah Bosan

Gambar
             Wajahnya cemberut. Dagunya dipanjang-panjangkan. Keningnya mengkerut. Bola matanya sayu, sama sekali tak bergairah. Dan sering terdengar desisan pelan serta kata Ndeeehhhh . Nah itu adalah pertanda Kak Ya bosan melakukan sesuatu. Cukup dilihat dari wajahnya saja, kita sudah tahu. Aku adalah saksi terlaris dalam menghadapi Kak Ya kala berwajah bosan. Karena akulah manusia boncengan Kak Ya jika pergi kemana saja.

3# Perempuan Pemakan Segalanya

Gambar
             Ups, aku lupa memperkenalkan tokoh utama cerita ini. Namanya adalah Ria Syafeni. Aku memanggilnya Kak Ya. Kesamaan kami ada pada kata Syaf di suku kata nama kedua penanda awalan nama Ayah kami. Jika Tuhan membolehkan aku merenggut salah satu hal yang dimiliki Kak Ya, maka aku akan mengambil keajaiban kak Ya sebagai perempuan pemakan segalanya. Jika aku tak suka lobak, lontong, bakwan, bubur, ikan, sayur lidi, kangkung, alpukat dan masih banyak lagi maka Kak Ya tidak punya pantangan makanan apapun selain pario. Bagiku ini adalah kemampuan yang mutakhir.

2# Perempuan yang Menyukai Tidur

Gambar
             Dan takdir berkata lain. Kami berjumpa lagi. Perjumpaan untuk waktu yang sangat lama. Dia teman sekamarku setahun ini. Di hari pertamaku pindah ke asrama, aku sedikit was was. Pantun itu ternyata mujarab di saat kau tidak mengatakannya. Hoalah, aku merasa terancam. Kau tahu, dimanapun aku berada dan kemanapun kakiku melangkah doa pamungkasku bukanlah tempatkan aku di daerah yang aman, nyaman, indah dan menakjubkan. Tetapi malah, pertemukan dan pertemankanlah aku dengan orang-orang yang baik serta seide denganku. Aku tipikal manusia yang mudah dihancurkan dan mudah juga dibangkitkan. Polos. Kurang lebihnya begitulah. Aku mudah percaya dengan teman sekitarku meski dia penghasut besar sekalipun. Karena bagiku memiliki teman adalah anugrah yang tiada terkira dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Dan aku mungkin satu-satunya makhluk yang tidak percaya ada teman yang buruk. Makanya aku mudah sekali mendengarkan dan mempercayai temanku.

1# Perempuan Berperawakan Angkuh

Gambar
            Seingatku waktu itu dia menggunakan jilbab kuning, blouse hitam dan rok kuning bermotif bunga-bunga. Ah, pertemuan pertamaku dengannya sudah lama sekali. Dari sekian banyak perempuan di perpustakaan, dialah satu-satunya perempuan yang menarik mataku untuk memperhatikannya dengan seksama dan dalam tempo yang cukup lama. Caranya berjalan, mengitari rak buku, mengambil buku-buku tersebut dan menyandangnya di tangan kiri. Reaksiku waktu itu adalah bergidik ngeri. Apalagi setelah melihat mimik wajahnya serta diameter bola matanya ketika memelototi buku-buku intaiannya. Gidikan ngeriku bertambah dua kali lipat. Sepertinya dia angkuh. Aku takut. Tapi untuk tidak menyapanya, aku merasa tidak sopan. Karena dia kakak seniorku.