Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Lima Rahasia Tentangmu

Gambar
Pertama, aku belum melupakanmu. Terlebih di saat senja memerah dan gerimis turun pagi-pagi buta. Langit yang indah dan bumi yang gulana seperti kamu. Aku menikmati mereka sebagaimana aku mengenangmu. Memandang ke luar jendela sambil berbisik, hiduplah dengan baik. Syukurlah, kamar ini berjendela.             Kedua, aku menanti kehancuranmu. Ibarat pecahnya vas kesayangan ibumu. Kau menyatukan puing-puing vas dengan degup jantung tak beraturan. Dan srrrttt, salah satu pecahan merobek tanganmu. Kau terpekik hingga tubuhmu oleng.

Untuk Suara dari Seberang Jendela

Gambar
Dari kamar asramaku yang senyap di malam hari. Petikan gitar dan suara yang merdu mengalun dari balik jendela. Suara itu berasal dari kos-kosan kaum adam yang anehnya akhir-akhir ini sering kutunggu-tunggu. Aku memanggil suara itu dengan abang. Tak apalah walau aku hanya mengenal suara. Entah bagaimana wujud dan usia si abang. Yang jelas suara abang seperti suara abang-abang kebanyakan. Bedanya, suara abang lebih berciri khas yaitu berat seperti Iwan Fals namun sexy seperti Secondhand Serenade di beberapa lagu tertentu.

Cinta dengan Titik : Kisah Cacat yang Sempurna

Gambar
Judul buku : Cinta. (baca : cinta dengan titik) Penulis       : Bernard Batubara Penerbit     : Bukune Cetakan     : Pertama, Agustus 2013 Tebal         : 314 Halaman Harga         : Rp. 40.000 Bagaimana bisa mencintaimu dan melupakanmu bisa kulakukan sekaligus? ----- (dilema aku sebagai pembaca)

Cinta :

Gambar
Bagimu, apa itu cinta? Bagiku, cinta adalah penguras selera makan. Bukan lagi penantian panjang yang dieksekusi oleh takdir. Juga tak lagi, piala yang mesti dimenangkan. Biarkanlah cinta itu tersembunyi di bagian tersuram hatiku. Mungkin akan ada hal buruk setelah itu atau malah hal baik sesudahnya. Ya, itulah cinta bagiku. Setidaknya untuk saat ini.

Tentang Mimpi

Gambar
Saat-saat begini baru terpikir entah aku salah jurusan atau aku yang salah bermimpi Fi menarik nafas dalam. Membuka  notebook  kecilnya. Lantas menulis. Rencana jangka pendek Fi. Begitu judul catatannya. Fi membiarkan aku mengintip tulisan itu. Fi sedang menambahkan daftar berikutnya dari beberapa daftar yang dia tulis sebelum-sebelumnya.  Mencekik dan mengoyak mulut… Kata selanjutnya tertutupi tangan Fi . Aku memandang Fi dengan penuh selidik. Fi balas memandang ke arahku tanpa beban apa-apa. Tak lama dia memulai ceritanya. “Kau tahu, tak ada yang lebih mulya dibanding mimpiku ini Na. Kalau tak ada aku, tak akan ada dokter, hakim, pengacara, perawat, pilot, pengusaha, dokter bahkan presiden sekalipun. Aku perlu ada Na. Kalau tak ada aku, banyak anak muda yang galau menentukan masa depannya. Siapa coba yang akan mengarahkan cita-cita mereka dan menanamkan tekad tangguh, berani, berfikiran positif untuk terus berjuang demi masa depan cerah sesabar aku. Mimpiku ini bukan main-

Sedih

Gambar
Galau kupikir awalnya, rupa-rupanya sedih. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Dengan perasaan tak menentu, aku berkemas. Berlari turun ke lantai dasar. Mengambil motorku di tempat parkir dan memacunya sekencang yang aku bisa. Batusangkar, lagi-lagi aku datang lagi.

Asam Padeh Dagiang

Gambar
            Sebenarnya aku tidak mempunyai makanan kesukaan yang khusus hingga bisa mengalahkan makanan di sekitarnya. Semua tergantung mood saja. Tidak sebanding dengan makanan ketidaksukaanku yang lumayan banyak. Hanya saja, jika ada yang begitu ingin mengenalku bertanya, maka dengan tegas aku akan menjawab asam padeh dagiang. Entah aku suka rasa dagingnya atau sensasi rasa asam dan pedas yang bersatu padu menjadi satu, itulah asam padeh dagiang.

Ingatan

Gambar
Kata orang, setiap kejadian di masa lalu adalah kenangan. Namun tak semua orang mengategorikan semua kejadian lampau menjadi kenangan. Entah karena manusia memiliki keterbatasan dalam mengingat atau memang karena sudah terbiasa melupakan. Seperti aku. Aku punya defenisi tersendiri atas kenangan. Kenangan baik berarti kenangan. Kenangan buruk berarti lupakan. Walau aku lebih sering mengingat lupakan dibanding kenangan.

Baju Lebaran

Gambar
             Waktu aku, kakak dan adikku masih kecil, kami mendapatkan baju baru hanya satu kali satu tahun. Yaitu baju lebaran. Kami asing mendengar jika orang bercerita tentang baju baru. Kami hanya mengetahui tentang baju lebaran tahun ini, baju lebaran tahun kemaren, atau baju lebaran dua tahun yang lalu. Perkara itulah kami sangat menanti-nantikan bulan Ramadhan, Lebaran tepatnya. Dimana aku akan mendapatkan baju baru dengan model gaun bunga-bunga dan sepatu baru ala sepatu gunung merk Carwil atau New Era. Tentang sepatu, kami bertiga (minus Annisa) per tahunnya memiliki model sepatu yang sama. Carwil atau New Era. Walau sepatu lebaran tahun lalu masih utuh dan tampak bagus. Tetap saja, kami membeli sepatu baru walau dengan model itu itu melulu.

Kapan Nikah?

Gambar
“ Kapan nikah Nti?” “Insya Allah usia 25?” “Alhamdulillah, siapa lelaki beruntung itu?” “Belum ada, hehe,” nyengir menyebalkan.

Titik Dua Kurung Tutup

Gambar
Hey kamu. Ya kamu! kamu yang menyebutku sebagai orang terjahat yang pernah ada di muka bumi. Plus perlu diikat selama bulan Ramadhan ini. Ishh apa-apaan itu? aku harus membaca mantra apa agar kamu tidak membuatku kesal tapi sambil tertawa terpingkal-pingkal. Duh anehnya.

Sokola Rimba

Gambar
Pernahkah kamu merasa sangat yakin kalau kamu akan mati beberapa jam lagi? Aku pernah. Waktu itu tahun 2012 di Aceh. Aku sedang melatih siswa anggota English Club di sekolah. Tiba-tiba bumi bergetar dengan hebat. Gempa menghoyak cukup  keras. Aku berusaha menyikapinya dengan sangat biasa agar siswaku merasa tenang. Namun beberapa siswaku berteriak-teriak “kiban laot…kiban laot”. Artinya air laut gimana? Sekolah kami dekat sekali dengan laut. Jika setengah jam lagi tsunami. Habislah kami.

Your Dying Heart

Gambar
Seorang teman memintaku memberi komentar tentang musik ini. Dia pecinta musik beraliran Ghotic. Lama aku mengacuhkannya karena sinyal di rumahku sangat buruk. Baru kali ini aku bisa memberi komentar yang mungkin sudah sangat basi. Aku mendownloadnya hampir tengah malam ketika aku membaca buku yang juga bertema perpisahan. Ini cukup mengerikan karena aku berada dalam sebuah kamar nun di lantai 4 sana, dalam bangunan 5 tingkat dan ratusan kamar dengan jumlah penghuni yang mungkin hanya berkisar 50 orang saja.

Harmoni

Gambar
Ahrgggg aku harus memulai tulisan ini dari mana? Aku teriak lho. Maklum aku sudah lama meninggalkan gaya hidup di bawah tekanan. Dimana ada pemimpin redaksi, tema tulisan yang sudah ditentukan dan deadline yang harus ditepati. Sebenarnya tulisan ini adalah permintaan temanku yang katanya sedang galau. Wah tentu saja aku ogah menyanggupinya. Tema tulisannya itu lo. Begini isi pesannya “Pertamanya kamu doakan aku cepat sembuh” Hmm bolehlah, aku mengangguk-angguk. “dan tulis betapa agak gantengnya aku walaupun sakit,”

Kau Teman yang Buruk

Gambar
“Ta…Raaa…Aku nongol di inbox mu!” “Trusssss…..” Aku yang sedang sibuk memikirkan status facebook menjawab “Apa kau sedang jingkrak-jingkrak dengan kemunculanku?” kau dengan mengada-ada mu “Tidak, aku terbudut-budut” sambil jingkrak-jingkrak. “Hmmmm dengar-dengar ada yang ulang tahun nih!, cieeee” “Siapa? Siapa? *menoleh kiri kanan muka belakang atas bawah” “Dirimu satu” Kubayangkan kau sedang cekikikan senang sambil menulis pesan tersebut. “Kau terlambat 3 hari 10 jam dan 35 menit” menekan keypad laptop serupa mesin tik

Wish List

Gambar
Pernah nonton The Bucket List ? Cerita tentang dua orang tua yang berkenalan di rumah sakit. Mereka berdua divonis menderita kanker ganas dengan waktu hidup yang sudah ditakar oleh dokter, selama 6 bulan atau setahunlah jika beruntung. Merekapun berkeputusan membuat daftar mimpi-mimpi mereka dalam sehelai kertas untuk diwujudkan sebelum meninggal. Ini merupakan film favoritku karena aku juga punya daftar mimpi yang ingin kucapai sebelum aku mati. Daftar ini sudah lama sekali, persis saat aku merayakan ulang tahun ke-19 ku. Daftar itu belum sebanyak ini sih. Aku memperbaharui dan menambahkannya di setiap ulang tahunku. Jika selama ini aku tidak memublikasikan daftar ini, bukan berarti aku manusia yang tidak berani bermimpi.

Sumpah, Saya Galau Jendral!!!

Gambar
Hari ini benar-benar galau terburuk di era peradaban modern kehidupanku yang fana ini. Sepanjang siang temaram (anggap saja begitu walau matahari terik sekali siang tadi, maklum ane galau Tem) aku menangis pilu. Bayangkan, sambil shalat dzuhur, shalat ashar, makan nasi, nonton TV, bahkan sambil bicara dengan orang sekitar yang menanyai mengapa mataku merah, selesma beriliran, tampang tak sedap dipandang, aku mewek kayak anak kecil sedang belajar berjalan yang jatuh masuk sumur. *Sumpah, kayak sinetron anak tiri aja. Mengenaskan bukan? Galau ter-brutal dan ter-memalukan jika dikaji pasca suasana hatiku mulai tenang dan terkendali di saat ini (ambil tali gantung diri).*Pengen muntah kalo diinget-inget, malu-maluin aja

Mein July

Gambar
Bau hujan dan buku masih menakjubkan di hari pertama bulan Juli. Menikmatinya di Padang Panjang, membuatnya kian menakjubkan. Di sebuah kedai minuman tepat di pinggir mulut jalan masuk ke Malibo Anai. Kedai ini dibangun dari paduan kayu dan rotan yang langsung dinaungi genteng seng tanpa loteng. Pukul 12 siang seperti ini laksana kala subuh saja. Kabut pekat dan awan gelap menyelimuti kota. Suara hujan di atas genteng, jalanan aspal maupun tanah mampu mengalahkan percakapan lima orang bapak-bapak hingga mereka berusaha bicara dengan berteriak-teriak.

7# Kak Ya Hanya Perempuan

Gambar
Ini petuah Kak Ya yang sering kudengar. “Kita beda dengan laki-laki Nty, kita perempuan memiliki hati yang sangat halus. Menggunakan perasaan lebih banyak dari pada pikirannya. Laki-laki lebih mudah melupakan kejadian-kejadian buruk yang pernah mereka alami dan kemudian dengan mudah menciptakan kisah yang baru. Laki-laki itu serakah, mudah pindah ke lain hati jika satu hati tidak cukup memberinya kebahagiaan. Sedang kita perempuan selalu cukup dengan satu hati, setia meski menjadi penunggu hati sekalipun.” Aku mengangguk-angguk setuju.

6# Perempuan Berhati Keju

Gambar
             Akhir-akhir ini Kak Ya sedikit aneh. Dia suka menghubung-hubungkan pembicaraan kami dengan hati. Misalnya dua hari yang lalu kami membawa 4 rim kertas HVS. Karena kak Ya yang lebih kuat, Kak Ya lah yang memangku kertas sementara aku yang mengendarai motor. Aku bertanya “Kak Ya, berat gak ?” Kak Ya pun menjawab, “Tidak Nty, yang berat  adalah hati Kakak”. Hoalah. Aku mengurungkan pertanyaan selanjutnya, yaitu “kuat Kak bawanya?” Pasti dia akan menjawab. “Kuat Nty yang gak kuat hati kakak,” Hoalah Kak Ya kami lagi-lagi galau.

5# Perempuan Dalam Perangkap Masa Lalu

Gambar
Aku tahu aku bodoh, tapi aku tidak menyangka aku sebodoh ini. Apa pasal? Waktu itu aku sedang mengerjakan tugas dan facebook- ku dengan baik dan benar. Kak Ya yang tidur di ranjang sebelah namun agak lebih rendah dari ranjangku kulihat sedang sibuk dengan laptopnya. Dua temanku yang lain sudah tidur sejak tadi. Hanya kami berdua yang menyisakan malam-malam dengan tugas dan facebook berdua. “Kak Ya, bisakah carikan aku tentang angka nol?” aku mengganggu ketenangan Kak Ya. Seperti biasa, Kak Ya adalah perempuan yang siap diganggu kapan saja meski dia sibuk dengan aktivitasnya. Kak Ya menolongku mencarikan data yang aku minta. Aku tekun kembali dengan tugasku.

4# Perempuan Berwajah Bosan

Gambar
             Wajahnya cemberut. Dagunya dipanjang-panjangkan. Keningnya mengkerut. Bola matanya sayu, sama sekali tak bergairah. Dan sering terdengar desisan pelan serta kata Ndeeehhhh . Nah itu adalah pertanda Kak Ya bosan melakukan sesuatu. Cukup dilihat dari wajahnya saja, kita sudah tahu. Aku adalah saksi terlaris dalam menghadapi Kak Ya kala berwajah bosan. Karena akulah manusia boncengan Kak Ya jika pergi kemana saja.

3# Perempuan Pemakan Segalanya

Gambar
             Ups, aku lupa memperkenalkan tokoh utama cerita ini. Namanya adalah Ria Syafeni. Aku memanggilnya Kak Ya. Kesamaan kami ada pada kata Syaf di suku kata nama kedua penanda awalan nama Ayah kami. Jika Tuhan membolehkan aku merenggut salah satu hal yang dimiliki Kak Ya, maka aku akan mengambil keajaiban kak Ya sebagai perempuan pemakan segalanya. Jika aku tak suka lobak, lontong, bakwan, bubur, ikan, sayur lidi, kangkung, alpukat dan masih banyak lagi maka Kak Ya tidak punya pantangan makanan apapun selain pario. Bagiku ini adalah kemampuan yang mutakhir.

2# Perempuan yang Menyukai Tidur

Gambar
             Dan takdir berkata lain. Kami berjumpa lagi. Perjumpaan untuk waktu yang sangat lama. Dia teman sekamarku setahun ini. Di hari pertamaku pindah ke asrama, aku sedikit was was. Pantun itu ternyata mujarab di saat kau tidak mengatakannya. Hoalah, aku merasa terancam. Kau tahu, dimanapun aku berada dan kemanapun kakiku melangkah doa pamungkasku bukanlah tempatkan aku di daerah yang aman, nyaman, indah dan menakjubkan. Tetapi malah, pertemukan dan pertemankanlah aku dengan orang-orang yang baik serta seide denganku. Aku tipikal manusia yang mudah dihancurkan dan mudah juga dibangkitkan. Polos. Kurang lebihnya begitulah. Aku mudah percaya dengan teman sekitarku meski dia penghasut besar sekalipun. Karena bagiku memiliki teman adalah anugrah yang tiada terkira dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Dan aku mungkin satu-satunya makhluk yang tidak percaya ada teman yang buruk. Makanya aku mudah sekali mendengarkan dan mempercayai temanku.

1# Perempuan Berperawakan Angkuh

Gambar
            Seingatku waktu itu dia menggunakan jilbab kuning, blouse hitam dan rok kuning bermotif bunga-bunga. Ah, pertemuan pertamaku dengannya sudah lama sekali. Dari sekian banyak perempuan di perpustakaan, dialah satu-satunya perempuan yang menarik mataku untuk memperhatikannya dengan seksama dan dalam tempo yang cukup lama. Caranya berjalan, mengitari rak buku, mengambil buku-buku tersebut dan menyandangnya di tangan kiri. Reaksiku waktu itu adalah bergidik ngeri. Apalagi setelah melihat mimik wajahnya serta diameter bola matanya ketika memelototi buku-buku intaiannya. Gidikan ngeriku bertambah dua kali lipat. Sepertinya dia angkuh. Aku takut. Tapi untuk tidak menyapanya, aku merasa tidak sopan. Karena dia kakak seniorku.

Selamat Ulang Tahun

Gambar
Namanya Robi Yasman. Aku memanggilnya Bang Robi. Tepat di hari ini, usianya mencapai seperempat abad. Setahun lebih satu bulan jarak usianya denganku. Karena itulah aku memanggilnya abang, selain memang karena aku anak yang sopan dan ramah. Kadang-kadang aku juga suka memanggilnya Bang Irob kalau aku bosan menyebut Bang Robi. 

Annisa dan Rumah Lereng yang Dirindukan*

Gambar
*meminjam sepenggal judul tulisan Haris sebelumnya             Nilai bau Hanifah Rahmatul Annisa sore ini berkisar 97,5. Tinggal 2,5 poin lagi untuk membuat seisi tempat ini tak sadarkan diri alias pingsan berjamaah. Seloroh Papa sambil mengibas-ngibaskan tangan sembari menjauhi Nisa yang masih asyik dengan mainannya. Aku dan Mama sontak terbahak sedang   Nisa cuek saja seperti tak terjadi apa-apa. Dia masih sibuk dengan mainannya. Adikku yang paling kecil ini, entah meniru kebiasaan kakaknya yang mana (bukan aku tentunya, wkwkwk). Tak lama, suara Annisa terdengar juga, “Isya sudah mandi tadi pagi, masih harum,” dalihnya sambil tertawa cekikikan. 

Seribu Tujuh Ratus Enam Puluh Dua

Gambar
            Seribu tujuh ratus enam puluh dua adalah jumlah hari, kala kau tambah aku sama dengan kita. Kau menghentikan usia hari “kita” di angka tak cantik yang perlu dua sampai tiga kali kupastikan kepada orang yang bertanya. Mereka sering terbalik-balik mengeja angka. Remuk rasanya mengingat 10 hari lagi menggenapi 5 tahun bukanlah kau tambah aku menjadi kau kau, aku aku. Biasanya di hari jadi kita, kita merayakannya dengan bertukar pikiran tentang apa kekurangan kita pada hari atau bulan sebelumnya. Berdoa agar hubungan ini layaknya jalan TOL, bebas hambatan. Ini hanya break sejenak, aku berharap. Mungkin kau hanya jenuh dengan aku yang terlalu setia. Kata orang, lelaki setia sangat membosankan. Tapi ternyata tidak. Kau menyudahi kalimat istirahat dengan tidak tertutup kemungkinan selama masa istirahat, aku membuka hati untuk perempuan lain. Begitu juga denganmu.

Sedekah dan Sepasang Suami Istri

Gambar
            Seperti biasa, bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Tapi habis mandi aku tidak menolong ibu membersihkan tempat tidurku, tapi bersegera untuk Shalat Shubuh dulu, hehe. Aku pun menjalani hari dengan sangat biasa. Salam salim sama ibu asrama, memanaskan mesin motor sambil menunggu teman turun dari lantai 4, pamit sama satpam di tempat parkir, masuk ke labor microteaching dan pura-pura menjadi siswa dari pagi hingga sore hari.             Membosankan bukan? Untunglah aku punya jurus jitu untuk menghilangkan kejenuhan yaitu membaca dan menulis. Pagi ini dikala rutinitasku sebagai siswa SMA jadi-jadian dimulai, tiba-tiba aku teringat dengan legenda sepasang suami istri yang didatangi malaikat. Bagi temans yang belum pernah membaca atau mendengarnya, aku ingin mengulas kembali dalam catatanku. Begini ceritanya.

Stoilovemetri

Gambar
Edisi Khusus Jalan-Jalan   Jika di kimia punya stoikiometri, aku pun tak mau kalah. Aku perkenalkan stoilovemetri. Hahaha, tawaku ala nenek lampir sambil tetap mencoba konsentrasi pada rumus-rumus, angka-angka dan bagan-bagan yang tertera pada layar laptopku. Ini perihal LKS stoikiometri yang kurancang dengan menerapkan komponen contextual teaching learning (khekhe, keren sekali bukan? tapi ntah apa-apa). Sebagai informasi, aku mengerjakannya sampai sepertiga malam yang hening. Mengingat besoknya jalan-jalan, aku harus sudah lepas dari jeratan stoikiometri. Cukup stoilovemetri yang menjeratku. Batusangkar, I’m coming.

Buruk

Gambar
Edisi Khusus Jalan-Jalan             Akhir-akhir ini, aku sering menjelma menjadi bentuk yang sulit kuterka. Jalan jalan sabtu lalulah aura penjelmaan itu semakin kuat kurasakan. Aku terjebak dalam kalimat yang kuhafal betul yaitu sangat mudah merusak satu hari, cukup dengan marah di pagi hari. Dan juga menerobos paksa kata sandi yang kukunci betul yaitu marah hanya berakhir dengan malu .

Malam Minggu yang Berharga

Gambar
Edisi Khusus Jalan-Jalan             Aku menyukai jalan-jalan sesuka aku menyukai buku. Kemana saja, asalkan bukan tempat yang pernah kukunjungi. Namun, ada kalanya tempat yang sama perlu dikunjungi berkali-kali tergantung bersama siapa aku pergi. Seperti sabtu lalu, aku dan teman sekelas PPG kimia jalan-jalan melalui rute Padang-Solok-Batusangkar-Bukit Tinggi-Padang Panjang-Padang. Kami berlapang-lapang empat belas orang dalam dua mobil, enam belas tepatnya termasuk supir. Tempat yang biasa tentunya bagiku namun berbeda dengan teman sekelasku yang berasal dari Medan dan Aceh. Kuberharap, semoga alam Sumatera Barat memberi kesan tersendiri bagi mereka.

Aku Cinta Negeriku, Kawan #Part II

Gambar
            Tengah malam membaca note dari seorang teman yang menuliskan “kekuatan pikiran dapat merobohkan tembok” di setiap sudut LKS yang dia bagikan setiap kali peer teaching. Kata ini merupakan favoritku. Dan benar, usai membaca aku pun sudi meminjam kata-kata Syahrini, cetar membahana badai halilintar. Kekuatan pikiran terbukti merobohkan tembok. Tembok kebencian, kebosanan dan kejemuan hanya karena satu pikiran yaitu cinta negeriku.

Cita-Cita

Gambar
“Cita-citanya apa Buk?” terdengar suara dari depan sebelah kanan “Huss, kan sudah tercapai, kok kamu masih nanya? Cita-cita ibuk jadi guru la…h yeeeee” suara dari depan sebelah kiri menyela “Hoho, kamu benar tapi itu cita-cita Ibuk waktu kecil. Sekarang sudah berubah,” ini suaraku . “Lho, memangnya sekarang apa Buk?” kini suara berasal tepat di hadapanku. “Ibuk mau jadi orang kaya raya hehe,” suaraku lagi.

Saya Akan Menikah

Gambar
            Aku tertegun menatap nanar ke arah jendela usai membaca salah satu pesan di facebook . Antara bingung dan curiga, aku mengawang-ngawang tak tentu arah. Pesannya sangat sederhana, “Saya akan menikah.” Dia mengirim pesan persis setelah aku update status. Jelas sekali ia menunggu kepastian aku OL atau tidak karena seperti biasa aku tidak suka menghidupkan chat ku.             “ Kenapa?” Ini dia yang aku herankan. Mengapa aku malah bertanya kenapa? Tidakkah aku seharusnya mengatakan alhamdulillah, senangnya, cihuyyy, yeeee? “Apakah kau siap menikah?”

Teman dan Roh Eyang Kakung

Gambar
            Aku punya teman yang aneh. Kami berteman sudah sangat lama. Sejak semester satu kuliah hingga sekarang. Kami berkenalan saat kelas Kimia Dasar. Aku yang menyapanya terlebih dahulu karena dia duduk di depanku. Kami punya kenangan pertemanan yang sama dan kekinian yang serupa. Bahkan muncul pula slogan yang kami percaya “You know me so well, I know you better” sekaligus “kemenanganmu kekalahanku dan kekalahanku kemenanganmu.” Dia bukanlah teman yang baik dalam pandangan kehidupan normal. Bukan berarti kami berteman dalam abnormalitas. Dia adalah teman yang menciptakan kisah “Tom and Jerry” sekaligus “Kerbau dan Burung jalak” di selang waktu yang relatif sama.

Petir

Gambar
Baru-baru ini aku menemukan hobi yang jenius. Kukatakan jenius karena hobi ini merupakan pemecahan masalah dari pengerdilan segala bentuk kreatifitas yang disebabkan oleh hidup di sekotak asrama. Menikmati senja dan gelap malam di lantai 6 asrama. Itulah hobi yang membuatku kembali merasakan hidup yang penuh sensasi. Lantai 6 tersebut sama dengan atap asrama yang sama sekali tidak dipagari palang ataupun tembok pembatas. Hanya lantai beton lepas yang cukup memacu adrenalin jika kita mendekat ke bagian tepi. Salah-salah bisa jatuh dan dipastikan langsung mati karena terlalu tinggi.

L0ve = Zer0

Gambar
Jika diibaratkan angka, berarti cinta = nol. Dikalikan dengan angka berapa saja ataupun ditumpuk seberapa banyak, tetap sama dengan nol. Aoyama Gosho memperkenalkan persamaan ini di komik Conan jilid 71 melalui sang ratu lapangan rumput Minerva Glass dalam kasus Syair Wahyu. Bagian ini merupakan kasus terseru yang termasuk dalam bagian yang paling kusuka. Selain teka teki kasus yang misterius dan pengenalan sudut kota London yang ada kaitannya dengan Sherlock Holmes, kasus ini juga dibumbui dengan Love Story Shinichi-Ran yang membuatku belajar banyak hal.

Ibu dan Hobi-Hobiku

Gambar
Iseng-iseng bongkar file lama. Kumpulan komik dan film manga favoritku ternyata sudah menyesakkan memori. Aku kembali mengulang membaca dan menontonnya tetap dengan rasa yang sama ketika pertama kali melakukannya. Bagiku tokoh anime adalah tokoh yang patut dikagumi meski fiksi. Jika nanti aku dilahirkan kembali, rasanya aku akan memilih menjadi Hyuga Hinata, Shizuka, Megume, Card Captor Sakura, Ran Mouri, Aoko Nakamori. Petarung tangguh seperti Naruto, misterius dan charming seperti Ryu Amakusa, jenius seperti Light Yagami, konyol seperti Nobita, detektif handal seperti Shinichi Kudo, Heiji, pencuri yang penuh kejutan Kaito Kid. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bukan Hidup Namanya

Gambar
            Perumpamaan sapi perah yang dicucuk hidungnya dan siap untuk disembelih. Perumpamaan memanjat pohon mangga dengan susah payah demi mangga yang tak ada. Laksana kami. Awalnya aku ragu untuk menggoreskan kisah ini, tapi sekelebat wajah anak cucuku muncul dalam imajinasi. Aku harus punya banyak cerita untuk mereka nanti. Nak , Cu . . .kuperkenalkan pada kalian Hukum Hess, hukum yang memperlakukan kami semena-mena bak seekor sapi dan pemanjat pohon mangga. Kumulai kisah haru ini dari seekor sapi.

Buku Text Chemistry dan “Boci” yang Tak Jadi

Gambar
            Boci alias “bobo ciang” ala kamar 405. Entah tanggal berapa istilah ini lahir. Yang jelas, boci menjadi keajaiban yang jarang terjadi terkhusus bagiku yang terserang kebiasaan kelelawar. Sejak kemaren, aku sudah merasakan boci akan terjadi siang tadi. Namun lima buku text Chemistry raksasa menghalangi niatan besar itu.             Adalah Complete Chemistry Rose Marie Gallagher, Chemistry 6 th edition James E Brady, A level Chemistry fourth edition Ramsden, An Introduction to General, Organic, and Biological Timberlake dan Chemistry sixth edition Mortimer. Tak hanya dalam mempelajari mereka, memindahkan dari lantai dua laboratorium kimia UNP ke lantai 4 asrama Patenggangan pun juga mengerahkan kekuatan ekstra. Terima kasih Kak Ria, semoga bahumu baik-baik saja. Ini kami berikan senyum banyak-banyak, :) :) :) :) :) :) khusus untuk kakak.

Satu Ruang Untuk Rasa Benci

Gambar
            Aku tak pernah berfikir menyediakan satu ruang untuk rasa benci pada seseorang apalagi padamu. Meski tepat saat aku berhenti mendengungkan namamu di setiap larik do’aku, aku masih tak memiliki satu ruangpun untuk rasa benci padamu. Hanya ada ruang maaf yang begitu lapang dan tak kusangsikan bisa menyempit suatu hari nanti.             Kau bukan Tuhan yang tak perlu dibela. Kau hanya makhluk tak tuli yang tak pernah berhenti belajar mendengar. Dan kaupun bukan jin yang tak kasat mata. Kau hanya makhluk tak buta yang susah payah belajar melihat. Tampaknya kau tak cukup dengan bilangan puluhan tahun. Hingga lambat laun, menunggu bukan lagi candu namun racun pembunuh.

Bila Nanti

Gambar
“Bila nanti kau tiba dalam kebahagiaan yang bukan lagi menjadi kebahagiaanmu utuh. Temuilah aku. Ada mimpi yang berserakan. Ada asa yang terbengkalai. Dan ada senyum yang akan merekah.” Sebuah rumah penuh rak buku bak pustaka di ujung desa. Dengan pohon jambu susu dan kelapa ceper di sudut halaman rumah. Pagar kayu yang diselubungi tanaman anggur. Kolam kecil tempat tinggal bunga teratai dan kura-kura. Dua kursi panjang menghadap sawah di samping rumah.

Rindu Itu Seperti Ini

Gambar
            Tentunya tidak seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Ia berwujud bahkan dalam ketiadaan. Berada kendati di ruang hampa. Juga tak setabah hujan bulan Juni.   Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu. Ia menggelegak meski api tungku mati.

Tentang Aku Kodok

Gambar
Aku terhenti di halaman 493 buku Titik Nol karya kak Gus. Aku membacanya dengan penghayatan penuh. Membelakangi teman-temanku. Menghadap dinding sambil membentur-benturkan kepala (walau yang sampai ke tembok hanya permukaan rambut belaka, hehe). Membuat teman-teman sekamarku kebingungan dan merasa bersalah. Untuk sesaat aku merasa sembrono pasang gaya aneh ketika membaca. Satu sms masuk. Salah seorang temanku meminta maaf. Aku tertawa tanda tak ada masalah apa-apa. Beberapa saat kemudian, temanku tadi menangis ketika kami makan malam bersama. Aku pura-pura bingung, karena suasana yang begitu beku membuatku serasa berada dalam sebuah drama korea.

Bahagia Itu. . .#1

Gambar
            Bahagia itu, melambaikan tangan ke se-kotak asrama sambil berteriak girang “daaaahgg sampai jumpaaaaaa……hi ha hi hi 3x”. Kendati sebatang badan gak bikin timbangan keberatan, tetap ketawa ketiwi menyusuri rute yang sepertinya dah berakar tunggang dalam otak kecil. Dah digusur gak pergi-pergi juga. Buktinya si orange pemikat hati dengan lampu depan always on , gak sempat kewalahan bin kesal muter-muter kesana kemari dibawa nyasar oleh nyonyanya seperti biasa.

Kejahatan Tuhan

Gambar
      Nilam berharap tak ada yang melihatnya menyelinap dalam gelap tepat saat TOA Masjid di kampungnya mengedarkan azan shalat Isya di udara. Kini gadis 22-an itu telah berhasil mengendapkan tubuhnya di belakang dua batang pisang tepi jalan. Tubuh cekingnya ternyata bermanfaat pada detik itu. Nilam pun berhasil memisahkan diri dari rombongan masyarakat desa di sepertiga perjalanan. Rombongan desa ini akan bertolak ke Masjid yang paling besar di kampung itu. Tradisi berombongan ke masjid untuk shalat Isya dan Tarawih ini sudah menjadi warisan yang melegenda. Tradisi yang kuno sekaligus menyusahkan bagi Nilam. Di balik dedaunan, Nilam menyaksikan tubuh rombongan kian lama kian mengecil. Tak terkecuali ayah dan ibu Nilam yang semula mengapitnya di permulaan langkah.                                                                                    ***

Sindrom Usia 25

Gambar
                  Di antara kita siapa yang akan curi start menikah lebih awal? Setidaknya itulah sepengggal percakapan main-main “Empat Hobiters” kala berseragam SMA dahulu. Tentu saja ini adalah pertanyaan yang mudah. Kita punya dua kandidat unggul yang tak perlu diragukan ketangguhannya. Haha, tak perlu kusebutkan dua kandidat itu, kuharap ingatan kita berempat masih sama. Mereka berdua nanti akan berpacu paling dulu, terserah mana yang dahulu bertemu jodohnya. Kita membicarakan hal tersebut seingatku 7 tahun silam dalam frekuensi yang lumayan banyak. Cerita itupun dibumbui dengan kado apa yang akan kita berikan nanti hingga rencana pertunangan anak-anak kita. Haha, kalau diingat-ingat pembicaraan itu, aku jadi malu sendiri. Ragu apakah itu lucu entah ngeri karena tak sadar kala SMA kita mantik juga.

Berkabar dalam Diam

Gambar
Pernahkah mendengar kata pepatah “kedekatan malah memperlebar jarak”. Bagaimana kita bisa memaknai sebuah kedekatan dan bagaimana pula kita memahami jarak? Apa mungkin dekat berarti tak berjarak sedang berjarak berarti tak dekat. Coba kita lihat kalimat dalam setiap tulisan atau paraghraf yang kita buat. Tak bisa kita rangkai menjadi dekat semua bukan? Kita tidak akan bisa membacanya. Jikalau bisa, kita akan bosan dan malah membuang tulisan itu. Salah cetak.