Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Titik Dua Kurung Tutup

Gambar
Hey kamu. Ya kamu! kamu yang menyebutku sebagai orang terjahat yang pernah ada di muka bumi. Plus perlu diikat selama bulan Ramadhan ini. Ishh apa-apaan itu? aku harus membaca mantra apa agar kamu tidak membuatku kesal tapi sambil tertawa terpingkal-pingkal. Duh anehnya.

Sokola Rimba

Gambar
Pernahkah kamu merasa sangat yakin kalau kamu akan mati beberapa jam lagi? Aku pernah. Waktu itu tahun 2012 di Aceh. Aku sedang melatih siswa anggota English Club di sekolah. Tiba-tiba bumi bergetar dengan hebat. Gempa menghoyak cukup  keras. Aku berusaha menyikapinya dengan sangat biasa agar siswaku merasa tenang. Namun beberapa siswaku berteriak-teriak “kiban laot…kiban laot”. Artinya air laut gimana? Sekolah kami dekat sekali dengan laut. Jika setengah jam lagi tsunami. Habislah kami.

Your Dying Heart

Gambar
Seorang teman memintaku memberi komentar tentang musik ini. Dia pecinta musik beraliran Ghotic. Lama aku mengacuhkannya karena sinyal di rumahku sangat buruk. Baru kali ini aku bisa memberi komentar yang mungkin sudah sangat basi. Aku mendownloadnya hampir tengah malam ketika aku membaca buku yang juga bertema perpisahan. Ini cukup mengerikan karena aku berada dalam sebuah kamar nun di lantai 4 sana, dalam bangunan 5 tingkat dan ratusan kamar dengan jumlah penghuni yang mungkin hanya berkisar 50 orang saja.

Harmoni

Gambar
Ahrgggg aku harus memulai tulisan ini dari mana? Aku teriak lho. Maklum aku sudah lama meninggalkan gaya hidup di bawah tekanan. Dimana ada pemimpin redaksi, tema tulisan yang sudah ditentukan dan deadline yang harus ditepati. Sebenarnya tulisan ini adalah permintaan temanku yang katanya sedang galau. Wah tentu saja aku ogah menyanggupinya. Tema tulisannya itu lo. Begini isi pesannya “Pertamanya kamu doakan aku cepat sembuh” Hmm bolehlah, aku mengangguk-angguk. “dan tulis betapa agak gantengnya aku walaupun sakit,”

Kau Teman yang Buruk

Gambar
“Ta…Raaa…Aku nongol di inbox mu!” “Trusssss…..” Aku yang sedang sibuk memikirkan status facebook menjawab “Apa kau sedang jingkrak-jingkrak dengan kemunculanku?” kau dengan mengada-ada mu “Tidak, aku terbudut-budut” sambil jingkrak-jingkrak. “Hmmmm dengar-dengar ada yang ulang tahun nih!, cieeee” “Siapa? Siapa? *menoleh kiri kanan muka belakang atas bawah” “Dirimu satu” Kubayangkan kau sedang cekikikan senang sambil menulis pesan tersebut. “Kau terlambat 3 hari 10 jam dan 35 menit” menekan keypad laptop serupa mesin tik

Wish List

Gambar
Pernah nonton The Bucket List ? Cerita tentang dua orang tua yang berkenalan di rumah sakit. Mereka berdua divonis menderita kanker ganas dengan waktu hidup yang sudah ditakar oleh dokter, selama 6 bulan atau setahunlah jika beruntung. Merekapun berkeputusan membuat daftar mimpi-mimpi mereka dalam sehelai kertas untuk diwujudkan sebelum meninggal. Ini merupakan film favoritku karena aku juga punya daftar mimpi yang ingin kucapai sebelum aku mati. Daftar ini sudah lama sekali, persis saat aku merayakan ulang tahun ke-19 ku. Daftar itu belum sebanyak ini sih. Aku memperbaharui dan menambahkannya di setiap ulang tahunku. Jika selama ini aku tidak memublikasikan daftar ini, bukan berarti aku manusia yang tidak berani bermimpi.

Sumpah, Saya Galau Jendral!!!

Gambar
Hari ini benar-benar galau terburuk di era peradaban modern kehidupanku yang fana ini. Sepanjang siang temaram (anggap saja begitu walau matahari terik sekali siang tadi, maklum ane galau Tem) aku menangis pilu. Bayangkan, sambil shalat dzuhur, shalat ashar, makan nasi, nonton TV, bahkan sambil bicara dengan orang sekitar yang menanyai mengapa mataku merah, selesma beriliran, tampang tak sedap dipandang, aku mewek kayak anak kecil sedang belajar berjalan yang jatuh masuk sumur. *Sumpah, kayak sinetron anak tiri aja. Mengenaskan bukan? Galau ter-brutal dan ter-memalukan jika dikaji pasca suasana hatiku mulai tenang dan terkendali di saat ini (ambil tali gantung diri).*Pengen muntah kalo diinget-inget, malu-maluin aja

Mein July

Gambar
Bau hujan dan buku masih menakjubkan di hari pertama bulan Juli. Menikmatinya di Padang Panjang, membuatnya kian menakjubkan. Di sebuah kedai minuman tepat di pinggir mulut jalan masuk ke Malibo Anai. Kedai ini dibangun dari paduan kayu dan rotan yang langsung dinaungi genteng seng tanpa loteng. Pukul 12 siang seperti ini laksana kala subuh saja. Kabut pekat dan awan gelap menyelimuti kota. Suara hujan di atas genteng, jalanan aspal maupun tanah mampu mengalahkan percakapan lima orang bapak-bapak hingga mereka berusaha bicara dengan berteriak-teriak.