Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Petir

Gambar
Baru-baru ini aku menemukan hobi yang jenius. Kukatakan jenius karena hobi ini merupakan pemecahan masalah dari pengerdilan segala bentuk kreatifitas yang disebabkan oleh hidup di sekotak asrama. Menikmati senja dan gelap malam di lantai 6 asrama. Itulah hobi yang membuatku kembali merasakan hidup yang penuh sensasi. Lantai 6 tersebut sama dengan atap asrama yang sama sekali tidak dipagari palang ataupun tembok pembatas. Hanya lantai beton lepas yang cukup memacu adrenalin jika kita mendekat ke bagian tepi. Salah-salah bisa jatuh dan dipastikan langsung mati karena terlalu tinggi.

L0ve = Zer0

Gambar
Jika diibaratkan angka, berarti cinta = nol. Dikalikan dengan angka berapa saja ataupun ditumpuk seberapa banyak, tetap sama dengan nol. Aoyama Gosho memperkenalkan persamaan ini di komik Conan jilid 71 melalui sang ratu lapangan rumput Minerva Glass dalam kasus Syair Wahyu. Bagian ini merupakan kasus terseru yang termasuk dalam bagian yang paling kusuka. Selain teka teki kasus yang misterius dan pengenalan sudut kota London yang ada kaitannya dengan Sherlock Holmes, kasus ini juga dibumbui dengan Love Story Shinichi-Ran yang membuatku belajar banyak hal.

Ibu dan Hobi-Hobiku

Gambar
Iseng-iseng bongkar file lama. Kumpulan komik dan film manga favoritku ternyata sudah menyesakkan memori. Aku kembali mengulang membaca dan menontonnya tetap dengan rasa yang sama ketika pertama kali melakukannya. Bagiku tokoh anime adalah tokoh yang patut dikagumi meski fiksi. Jika nanti aku dilahirkan kembali, rasanya aku akan memilih menjadi Hyuga Hinata, Shizuka, Megume, Card Captor Sakura, Ran Mouri, Aoko Nakamori. Petarung tangguh seperti Naruto, misterius dan charming seperti Ryu Amakusa, jenius seperti Light Yagami, konyol seperti Nobita, detektif handal seperti Shinichi Kudo, Heiji, pencuri yang penuh kejutan Kaito Kid. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bukan Hidup Namanya

Gambar
            Perumpamaan sapi perah yang dicucuk hidungnya dan siap untuk disembelih. Perumpamaan memanjat pohon mangga dengan susah payah demi mangga yang tak ada. Laksana kami. Awalnya aku ragu untuk menggoreskan kisah ini, tapi sekelebat wajah anak cucuku muncul dalam imajinasi. Aku harus punya banyak cerita untuk mereka nanti. Nak , Cu . . .kuperkenalkan pada kalian Hukum Hess, hukum yang memperlakukan kami semena-mena bak seekor sapi dan pemanjat pohon mangga. Kumulai kisah haru ini dari seekor sapi.

Buku Text Chemistry dan “Boci” yang Tak Jadi

Gambar
            Boci alias “bobo ciang” ala kamar 405. Entah tanggal berapa istilah ini lahir. Yang jelas, boci menjadi keajaiban yang jarang terjadi terkhusus bagiku yang terserang kebiasaan kelelawar. Sejak kemaren, aku sudah merasakan boci akan terjadi siang tadi. Namun lima buku text Chemistry raksasa menghalangi niatan besar itu.             Adalah Complete Chemistry Rose Marie Gallagher, Chemistry 6 th edition James E Brady, A level Chemistry fourth edition Ramsden, An Introduction to General, Organic, and Biological Timberlake dan Chemistry sixth edition Mortimer. Tak hanya dalam mempelajari mereka, memindahkan dari lantai dua laboratorium kimia UNP ke lantai 4 asrama Patenggangan pun juga mengerahkan kekuatan ekstra. Terima kasih Kak Ria, semoga bahumu baik-baik saja. Ini kami berikan senyum banyak-banyak, :) :) :) :) :) :) khusus untuk kakak.

Satu Ruang Untuk Rasa Benci

Gambar
            Aku tak pernah berfikir menyediakan satu ruang untuk rasa benci pada seseorang apalagi padamu. Meski tepat saat aku berhenti mendengungkan namamu di setiap larik do’aku, aku masih tak memiliki satu ruangpun untuk rasa benci padamu. Hanya ada ruang maaf yang begitu lapang dan tak kusangsikan bisa menyempit suatu hari nanti.             Kau bukan Tuhan yang tak perlu dibela. Kau hanya makhluk tak tuli yang tak pernah berhenti belajar mendengar. Dan kaupun bukan jin yang tak kasat mata. Kau hanya makhluk tak buta yang susah payah belajar melihat. Tampaknya kau tak cukup dengan bilangan puluhan tahun. Hingga lambat laun, menunggu bukan lagi candu namun racun pembunuh.

Bila Nanti

Gambar
“Bila nanti kau tiba dalam kebahagiaan yang bukan lagi menjadi kebahagiaanmu utuh. Temuilah aku. Ada mimpi yang berserakan. Ada asa yang terbengkalai. Dan ada senyum yang akan merekah.” Sebuah rumah penuh rak buku bak pustaka di ujung desa. Dengan pohon jambu susu dan kelapa ceper di sudut halaman rumah. Pagar kayu yang diselubungi tanaman anggur. Kolam kecil tempat tinggal bunga teratai dan kura-kura. Dua kursi panjang menghadap sawah di samping rumah.

Rindu Itu Seperti Ini

Gambar
            Tentunya tidak seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Ia berwujud bahkan dalam ketiadaan. Berada kendati di ruang hampa. Juga tak setabah hujan bulan Juni.   Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu. Ia menggelegak meski api tungku mati.

Tentang Aku Kodok

Gambar
Aku terhenti di halaman 493 buku Titik Nol karya kak Gus. Aku membacanya dengan penghayatan penuh. Membelakangi teman-temanku. Menghadap dinding sambil membentur-benturkan kepala (walau yang sampai ke tembok hanya permukaan rambut belaka, hehe). Membuat teman-teman sekamarku kebingungan dan merasa bersalah. Untuk sesaat aku merasa sembrono pasang gaya aneh ketika membaca. Satu sms masuk. Salah seorang temanku meminta maaf. Aku tertawa tanda tak ada masalah apa-apa. Beberapa saat kemudian, temanku tadi menangis ketika kami makan malam bersama. Aku pura-pura bingung, karena suasana yang begitu beku membuatku serasa berada dalam sebuah drama korea.