Alkisah Sebutir Jerawat

Lebih dari satu jam rasanya mereka membicarakan sebutir jerawat kecil yang teronggok begitu saja tanpa izin tepat di jidatku. Mereka menyebutnya bahwasanya jerawat tersebut adalah jerawat cinta. Cinta bersemi kepada seseorang yang sangat dikasihi. Begitulah kira-kira yang mereka ucapkan. Aku menggaruk pipiku yang tak gatal, mencoba membangun pertahanan. “Kalau ini jerawat cinta, bagaimana pula dengan orang yang punya banyak jerawat, apa berarti mereka punya banyak pacar?” sanggahku tak gentar. “Oh tidak Bu, kalau itu mah namanya jerawat lemak.” Hoho… istilah baru nih, batinku. “Lantas, apa bedanya jerawat di jidat Ibu ini dengan jerawat lemak?” aku menengadahkan kepalaku, sepertinya pertanyaan yang kuajukan sangat menarik. “Bedanya Bu, jerawat cinta itu seperti jerawat di muka ibu saat ini. Sedangkan jerawat lemak bukan yang di muka ibu ini.” Mereka tertawa kegirangan. Aku mesem-mesem tak karuan. Kehabisan p...