Pengalaman TOEFL ITP Online
Februari
ini beasiswa LPDP kembali dibuka. Sebenarnya rentang Januari-April banyak
beasiswa yang dibuka seperti Fullbright, AAS, Erasmus Mundus dan lain-lain.
Informasi tentang langkah pendaftaran, persyaratan dan lain sebagainya dapat dengan
mudah kita temukan di internet. Sebagai pejuang beasiswa tentunya modal dasar
yang harus kita miliki adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Siap sedia mencari
informasi dari semua perangkat yang kita punya. Apalagi dengan internet, semua
informasi bisa dengan mudah didapatkan. Tinggal kita yang harus selalu
menyempatkan diri untuk menggali informasi tersebut.
Pengalamanku sendiri,
selain googling aku langsung bergabung dengan grup pejuang beasiswa LPDP di
telegram. Aku merekomendasikan langkah ini karena menurutku lebih efektif dalam
mencari informasi. Grup tersebut dibuat oleh awardee LPDP yang dengan senang
hati berbagi informasi tentang trik-trik menjadi awardee. Sebenarnya tidak trik
saja sih, tetapi lebih ke arah teknis mendaftar, pemenuhan syarat-syarat
administrasi, cara mendapat LoA dalam dan luar negeri, bagaimana memenuhi persyaratan
yang diterima oleh LPDP, cara meningkatkan skor TOEFL dan masih banyak lagi.
Mereka tidak bosan menjawab pertanyaan para pejuang beasiswa mulai dari
pertanyaan yang umum, khusus hingga pertanyaan yang tidak penting sekalipun.
Anggota dari grup ini mencapai puluhan ribu dengan antusiasme yang tinggi.
Bayangkan berapa chat yang datang
setiap harinya. Jika aku tidak cek ricek hp lima menit saja, sudah ada ratusan
percakapan yang menunggu untuk dibaca.
Pertanyaan dari mereka
sebenarnya berulang-ulang, konyol dan tak ayal memunculkan pertengkaran kecil
yang lucu menurutku. Namun segera ditenangkan kembali oleh admin. Jika tidak
terkendali, admin tidak segan-segan mengeluarkan anggota tersebut dari grup. Nah
yang ingin kubagikan kali ini adalah pengalamanku mengikuti tes TOEFL ITP online. LPDP ini sebenarnya bukanlah
beasiswa yang asing lagi bagi kita. Seperti beasiswa lainnya, gerbang awal agar
kita bisa mendaftar yaitu memenuhi skor TOEFL yang disyaratkan. Tahun lalu,
untuk S2 dalam negeri skor minimal TOEFL ITP 500, TOEFL iBT 61, PTE Academic 50
atau IELTS 6,0. Sementara untuk luar negeri yaitu TOEFL ITP 550, TOEFL iBT 80,
PTE Academic 58 atau IELTS 6,5. Bagi pendaftar S3 dalam negeri TOEFL ITP 530,
TOEFL iBT 70, PTE Academic 50 atau IELTS 6,0 dan luar negeri TOEFL iBT 94, PTE
Academic 65 atau IELTS 7,0. Untuk kelengkapan syarat yang lain dapat diakses di
https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/.
Di awal pembukaan
beasiswa, sebenarnya aku malas mendaftar. Mengingat skor TOEFL ITP 500
membuatku langsung menyerah padahal belum memulai apa-apa. Namun, suami selalu
memberi semangat dan meyakinkan bahwa aku bisa karena aku punya potensi yang
bagus (wkwk). Dia pun juga ikut belajar bersama hingga berdua kami mencari
informasi apa itu TOEFL ITP, dimana kami bisa tes, berapa biaya tes, kapan
keluar sertifikat, buku apa yang recommended untuk kami beli hingga kami ikut
kursus TOEFL online bersama-sama. Semua
informasi tersebut dapat kami temukan di grup telegram dan googling pastinya.
Awalnya enggan, namun
lama-lama semangat juga. Waktu itu Dek Chayra berusia 9 bulan, jadi masih
rempong-rempongnya. Chayra yang biasanya kami bacakan dongeng jadi kami ajak
ikut latihan soal TOEFL dan diapun anteng-anteng saja (hihi). Aku terakhir ikut TOEFL adalah tahun 2014.
Itu pun hanya TOEFL Prediction sebagai syarat ikut tes CPNS. TOEFL Prediction
lebih mudah dibanding TOEFL ITP. Namun struktur soalnya sama yaitu 50 soal
listening comprehension, 15 soal structure, 25 soal written expression dan 50
soal reading comprehension.
TOEFL yang diikuti
harus yang resmi dari ETS (Educational
Testing Service). Untuk jadwal dan lembaga yang mengadakan dapat dilihat di
https://www.iief.or.id/.
Sertifikat keluar paling cepat 7 hari kerja setelah tes. Biaya tes Rp. 500.000
ribu sampai Rp. 650.000, tergantung lembaga yang mengadakan. Masa berlaku
sertifikat adalah 2 tahun. Kita hanya bisa mengikuti tes sekali dalam satu
bulan.
Hati-hati dengan orang
yang menawarkan jaminan skor di atas 500 dengan biaya 1 juta sampai 2 juta. Di
grup telegram nanti, orang ini akan mencari mangsa dengan mengundang kita ke
grupnya dan menjelaskan sertifikat yang diberikan asli berikut bukti-buktinya.
Namun hal itu dipastikan palsu. Pihak LPDP memiliki akses untuk mengecek
keaslian sertifikat dari nomor sertifikat. Kalau sudah begitu, NIK kita akan
diblacklist dan tidak bisa mengikuti program-program beasiswa dari lembaga
pemerintahan manapun selamanya.
Aku mengikuti TOEFL ITP
online sebanyak dua kali. Kali
pertama skorku belum mencapai 500. Kala itu aku ikut di ELTI Jogja dengan biaya
Rp.550.000. Selain belajarku belum maksimal, aku juga gugup pada tes pertama. Pengalaman
ini baru bagiku. Ditambah lagi di tempatku sering mati listrik. Satu minggu
sebelum tes kami sudah dimasukkan ke dalam WAG yang dibuat oleh proktor. Kami dipandu
mendownload aplikasi TOEFL ITP Online
Remote Proctoring, menginstalnya, memasang zoom di HP (pengawas mengawasi
ujian lewat zoom) mengadakan uji coba sebelum tes, dan menguji kestabilan
jaringan internet kami (di sini proktor menegaskan indihome tidak bisa
digunakan). Jika saat ujian terjadi kendala sinyal atau error maka kami ujian
kembali di lain hari namun tidak ada pengembalian dana.
Pada hari H, 30 menit
sebelum tes perangkat kami sudah harus siap. Proktor sekaligus pengawas memeriksa
identitas kami dengan memperlihatkan KTP, meminta mengedarkan kamera ke seluruh
ruangan untuk memastikan tidak ada orang lain dan tidak ada contekan. Setelah semua
siap, ujian dimulai. Skor unofficial langsung keluar di layar setelah tes
selesai. Selama ujian aku gugup dan tidak konsentrasi karena takut mati listrik
(hoalah). Namun aku tidak menyerah. Aku masih punya waktu 2 minggu menaikkan
skor minimal 30. Aku langsung membeli buku yang direkomendasikan anggota grup
yaitu TOEFL preparation Barron dan Cliff (awalnya aku belajar lewat buku
Longman).
Alhamdulillah tes yang
kedua, aku berhasil melewati skor 500. Kali ini aku tes di UNJ dengan biaya Rp.
550.000 juga. Slot ujian di UNJ lebih banyak. Sertifikat di sana juga lebih
cepat keluar. Namun waktu itu agak lama (sekitar 10 hari) karena kertas kuningnya
habis dari ETS. Jadi harus menunggu. Ini cukup mendebarkan karena waktu
pendaftaran sudah mau tutup. Untunglah sehari sebelum beasiswa tutup, sertifikatku
keluar. Aku segera meminta admin men-scankan terlebih dahulu sebelum dikirim
sehingga aku berkesempatan mendaftar beasiswa. FYI sertifikat TOEFL ITP ada
tiga yaitu certificate of achievement (untuk peraih skor minimal 460), score
report (2 lembar penjelasan nilai dengan kertas berwarna pink dan kuning).
Komentar
Posting Komentar