Cinta Sama Dengan Nol (28)

Epilog

Penulis : Santi Syafiana, S.Pd


        “Ibu, coba tebak aku dimana?” Zia mengirim fhotonya yang sedang berpose di depan menara Eifel. Ia terpilih mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Paris selama tiga bulan. Zia tampak keren dan cantik dengan senyum terkembang. Asty nyaris tidak mengenali foto itu adalah Zia karena tampak begitu berbeda.

Di hari yang sama, Miza dan Adit juga mengirimkan Asty video mereka yang sedang menyanyikan sebuah lagu bersama band kampusnya. Lagu itu adalah ciptaan Miza yang dipersembahkan khusus untuk Asty, sumber inspirasinya. Liriknya berbahasa Inggris. Pengucapannya juga fasih dan jernih.

Kendati terpisah jarak yang jauh, Asty dan siswa-siswanya tetap aktif bertukar kabar lewat media sosial. Oleh sebab itu, ia tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan anak didiknya dahulu.

Sebagian besar mereka kuliah di Banda Aceh mengambil jurusan yang mereka sukai. Hanya dua orang yang tidak lanjut ke jenjang sarjana yaitu Fahmi dan Cut Rindu. Fahmi menggarap kebun milik orang tuanya. Ia melanjutkan usaha ayahnya yang sudah meninggal. Fahmi bukan petani sembarangan. Ia suka membaca metode-metode baru dalam berkebun sehingga bisa menghasilkan bibit unggul dengan hasil panen melimpah.

Cut Rindu menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya. Ia telah dikaruniai satu orang anak. Ia memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang cerdas. Ia sering membaca buku tentang parenting dalam membesarkan buah hatinya. Wawasannya dalam mengasuh anak, ia tuangkan dalam bentuk video dan tulisan yang dibagikan di media sosial.

Anak didik Asty kini sudah dewasa. Mereka yang dulunya merengek akan tebalnya buku bacaan, kini sudah tergila-gila membaca.

Sementara Asty sendiri sudah menamatkan kuliah pasca sarjananya di Universitas Leiden. Bersama Doni dan Nina, ia merintis sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang literasi baca tulis untuk sekolah-sekolah di daerah tertinggal Indonesia.

         Meski sudah menikah dengan jodoh masing-masing, mereka tetap bersahabat karib. Setiap tahun mereka menunaikan janji tentang traktiran lusinan buku bagi pembaca dan pengumpul buku dengan jumlah terkecil. Dengan begitu ada saja ilmu baru yang mereka peroleh dan impian baru yang ingin mereka raih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bapak, Ibuk dan Ceritanya

Your Dying Heart

Pengalaman TOEFL ITP Online